Berita
JAKARTA, investor.id – Memasuki bulan Ramadan, investor mulai berpindah haluan untuk mencantumkan reksadana syariah ke dalam portofolio investasinya. Selain seluruh transaksi dijamin halal, investasi di reksadana syariah kian diminati karena ragam produk yang dikeluarkan oleh perusahaan manajemen investasi.
Hingga saat ini, dari total 94 perusahaan manajemen investasi, sudah ada 30% yang memiliki produk reksadana syariah. Managing Director MNC Asset Management Dimas Aditya Ariadi menjelaskan tren investasi pada reksadana syariah ini sudah terlihat sejak satu bulan sebelum bulan Ramadan tiba.
“Kelihatannya sudah dari sebulan sebelum Ramadan. Jadi memang trennya adalah tiga bulan yaitu sebulan sebelum puasa, ketika bulan puasa, dan sebulan setelah Lebaran. Ini juga related dengan beberapa manajer investasi yang memiliki produk syariah melakukan branding pada produk-produk syariah tersebut dan juga dibantu dengan financial planner dan juga OJK pasar modal yang cukup membantu memberikan literasi inklusi keuangan reksadana syariah,” ucapnya kepada B Universe ketika ditemui di Bursa Efek Indonesia, Rabu (13/3/2024).
Lebih lanjut, Dimas menerangkan, saat ini perhatian investor sedang tertuju pada sektor perbankan yang akhir-akhir ini mencetak rekor all time high. Rekor tersebut didorong juga oleh musim pembagian dividen yang sebentar lagi akan tiba.
Selain itu, dua sektor yang tengah diminati oleh investor adalah saham-saham telekomunikasi dan konsumer. Penguatan ketiga sektor tersebut berhasil membawa IHSG melaju hingga level psikologis 7.400.
Adapun Dimas memperkirakan setelah momen Ramadan selesai, perhatian investor akan berpindah ke instrumen investasi obligasi atau surat utang. Perpindahan tren ini ditengarai oleh sentimen penurunan suku bunga yang akan terjadi pada kuartal ketiga tahun ini.
“Ketika bulan puasa selesai momennya akan berbarengan dengan indikasi penurunan tingkat suku bunga, baik itu Bank Indonesia maupun The Fed. Nah kita lihat trennya akan lari ke bonds. Jadi kami melihat di kuartal ketiga awal ataupun kuartal dua akhir ini akan mulai lari ke bonds sampai akhir tahun 2024,” pungkasnya.